Selasa, 24 Februari 2009

ORAL HEALTH STATUS DAN NUTRISI

drg. Lisdrianto Hanindriyo, MPH
Content
Nutrisi – definisi
Kondisi oral dan manifestasi penyakit sistemik pada oral
Pengaruhnya terhadap intake nutrisi

Nutrisi/Gizi
Nutrisi :
zat-zat yang dimakan/dikonsumsi oleh manusia dan bagaimana tubuh memanfaatkan/menggunakannya prosesnya
Nutrien :
zat-zat yang didapatkan dari makanan dan dipergunakan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan
Ilmu gizi/nutrisi :
ilmu yang mempelajari nutrien dan bagaimana proses pengolahannya  pencernaan, absorbsi, transportasi, metabolisme, interaksi, penyimpanan dan ekskresinya

Nutrien
6 jenis nutrien:
Karbohidrat
Lemak
Protein
Vitamin
Mineral dan air
Intake Nutrisi (illustrated)


Kondisi oral dan manifestasi penyakit sistemik pada oral
Geriatri - Edentulous (rahang tak bergigi)
Diabetes – Xerostomia, periodontitis, luksasi gigi, halitosis, stomatitis
Kanker dan terapi kanker – xerostomia, fibrosis otot, hilang gigi, paraestesi pengecapan
HIV/AIDS – infeksi fungal, burning mouth
dll

Pengaruh Gigi Hilang Terhadap Intake Nutrisi
Hildebrandt et al. (1997)  berkurangnya jumlah gigi berhubungan dengan kecenderungan untuk menghindari makanan yang berserabut (daging/steak), renyah (wortel), dan makanan padat kering (roti).
Johansson et al. (1994)  laki-laki yang edentulous memakan lebih sedikit buah dan sayuran dan intake serat lebih rendah. Perempuan edentulous memakan lebih banyak lemak. Baik laki-laki dan perempuan edentulous mengkonsumsi lebih banyak makanan manis daripada mereka yang dentate.


Joshipura et al (1996)  edentulous mengkonsumsi lebih sedikit sayuran, kurang serat dan karoten, lebih banyak kolesterol, kalori dan lemak jenuh.
Sheiham et al (2001)  subyek yang memiliki gigi lebih banyak memiliki intake energi, protein, lemak, karbohodrat, serat, kalsium, zat besi, asam pantotenal dan vitamin C dan E lebih tinggi.
Krall et al (1998)  responden yang memakai gigi palsu yang sesuai memiliki intake lebih tinggi untuk serat, vitamin B6, asam folat, vitamin A,C dan D, karoten, thiamin, riboflavin magnesium, fosfor, dan zat besi.

Pengaruh Prothesa terhadap intake makanan
1. Krall et al (1998)  individu dengan full denture mengkonsumsi lebih sedikit kalori, thiamin, zat besi, folate, vitamin A dan karoten daripada yang masih memiliki gigi.

2. Papas et al (1998)  pasien dengan gigi palsu mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat, gula dan kolesterol sedangkan konsumsi 19 macam vitamin dan protein menurun.

3. Laurin et al (1994) melaporkan bahwa individu yang memakai gigi palsu yang tidak baik (pengunyahan menjadi buruk) mengkonsumsi lebih sedikit buah dan sayuran.

Pengaruh gigi yang hilang terhadap status nutrisi
Blaum et al (1995)  ada hubungan antara kesulitan mengunyah dengan berkurangnya berat badan

Sheiham et al (2001)  subyek yang tidak memiliki gigi (edentate) memiliki rata-rata plasma level retinol, ascorbate dan tocopherol lebih rendah dari subyek yang masih memiliki gigi. Diantara subyek yang memiliki gigi, rata-rata tingkat plasma vitamin C secara positif berhubungan dengan peningkatan jumlah gigi yang beroklusi.

Elwood and Bates (1972)  orang tua tanpa gigi atau tidak memakai gigi palsu, tingkat hemoglobin, vitamin B12 dan folat lebih rendah.



Kondisi Medically Compromised
Diabetes Mellitus :
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan meningkatnya resiko penyakit gilut  Penyakit periodontal, xerostomia, karies, dysgusia dan sindrom mulut terbakar.
Prosedur dental akan berhasil dalam kondisi diet terkontrol.

Kanker Oral
dan Pharyngeal

Terapi kanker seringkali menyebabkan komplikasi oral. Treatment radiasi pada area oropharyngeal menyebabkan hilangnya gigi, stomatitis yang sakit, xerostomia, fibrosis otot pengunyahan dan kehilangan indra pengecapan.
Treatment bedah menyebabkan berubahnya fungsi pengunyahan, kebutuhan energi dan nutrisi meningkat untuk penyembuhan, dan dapat berefek pada pengunyahan dan menelan secara permanen


Infeksi HIV


Pasien HIV memiliki resiko terkena oral disease seperti oral-pharyngeal fungal  mulut terasa terbakar dan sakit dan dysphagia  mengurangi nafsu makan
Sarcoma kaposi, kanker ganas oral pada HIV  di satu pihak pasien sulit makan, di pihak lain pasien membutuhkan peningkatan asupan nutrisi

Polypharmacy
Pengobatan dengan berbagai obat seperti pada penyakit HIV, kanker, penyakit autoimun dan kardiovaskuler  kemampuan orang untuk menelan, mencerna dan absorbsi makanan.
Efek obat antiretroviral, antiviral, antifungal, antiparasitic, antihipertensi, antidepresan, antihistamin, narkose, sedative dan antineoplastik diantaranya adalah xerostomia, stomatitis, berkurangnya aliran saliva, pengecapan berkurang dan ulser oral  berkurangnya intake makanan.
Pengaruh Penyakit Mulut thd Nutrisi
Prevalensi periodontitis meningkat seiring meningkatnya BMI dan kurang fitness.
Penderita xerostomia cenderung menghindari sayur renyah (wortel), makanan kering (roti), dan makanan lengket (selai kacang). Intake energi, protein, serat, vitamin A,C dan B6, thiamin, riboflavin, kalsium dan zat besi lebih rendah dari orang sehat. Penderita xerostomia umumnya memiliki BMI rendah.
Penderita dysgeusia intake vitamin A, vitamin C dan Calcium akan berkurang seiring dengan keparahannya.
Penyakit mulut  Gangguan pada intake nutrisi  defisiensi nutrisi  gangguan pada sistem tubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar